Selamat datang

Ide yang hebat tanpa pena
Ibarat buruan yang tidak diikat.
Pena yang tajam tanpa ide
Ibarat perangkap yang tidak terpakai

Senin, 03 November 2008

RESES DI DADAP


Dadap merupakan salah satu desa yang masuk ke dalam 77 desa yang dirubah statusnya menjadi kelurahan sejak tahun 2006 yang menimbulkan pro kontra yang cukup sengit di masyarakat antara yang mendukung dan yang menolak. oleh karena itu dalam kesempatan Reses ke 2 tahun 2008 DPRD Kab. Tangerang, Saya berkunjung ke sana untuk melihat dari dekat bagaimana kondisi terakhir kelurahan tersebut.

dalam reses tersebut aspirasi yang dapat diserap adalah sebagai berikut:

1. Warga memohon dengan berubahnya status desa mereka menjadi kelurahan seyogyanya pembangunan desa menjadi lebih mudah mengakses ke APBD, namun warga belum melihat hal ini menjadi kenyataan, terutama jalan lingkungan dan saluran air.

2. Warga juga memohon agar tempat pemakam umum mereka diurug, karena ia bekas rawa sehingga setiap menggali kuburan selalu mengeluarkan air walau dangkal sekalipun.

Alhamdulillah dalam APBD 2008 ini usulan mereka ini dapat dimasukan. semoga pelaksanaannya bisa berjalan lancar, kita akan lihat hasilnya. do'ainn ya..

Senin, 01 September 2008

AHLAN WASAHLAN YA RAMADHAN

Engkau datangkan untuk kami
satu anugrah yang teramat mahal
satu kesempatan yang teramat penting
satu lembaran anyar yang teramat bersih

Ramadhan mengengok kita lagi
Tak pernah jemu walau manusia tak layak dikunjunginya
Tak pernah kesal walau manusia sering melalaikannya
Ramadhan tetap mengetuk hati walau yang sudah mati

Engkau tetap memberi kami kesempatan
Engkau tidak peduli siapapun kami
Kami bercincin dosa, berbaju kedengkian
Bercelana dendam, bertopi kesombongan bersepatu arogansi

Ya Allah, ahlan wasahlan buat RamadhanMu
berikan kami hidayah...beri kami kekuatan
ampuni kami atas kelalaian kami
mengormati bulanMu, memulyakannya

Jumat, 13 Juni 2008

Kab. Musi Banyuasin patut jadi teladan pemda Kab. Tangerang

"intinya adalah ada komitmen kolektif pemerintahan daerah untuk maju yang dimotori oleh kepala daerah". demikian kata Asda 2 Pemda Musi Banyuasin. semua konsep kemajuan hanya akan menjadi wacana jika perubahan tidak diikuti dengan penerapan. Masyarakat Muba menikmati betul kemajuan di bidang pendidikan yang menjadi konsent pemda mereka. mereka sudah melangkah ke wajib belajar 15 tahun yaitu sampai D3 dan digratiskan.
untuk meningkatkan kualitas guru Pemda Muba membuat program :
1. Wakul (wajib kuliah) gratis untuk 1800 orang guru ke jenjang D2 dan S1.
2. Bantuan honor non pendidikan untuk kuliah akta 4.
3. Penyertaan diklat tingkat kabupaten, provinsi, pusat dan luar negeri
4. Beasiswa bagi guru yang berprestasi
untuk meningkatkan kesejahteraan guru, Pemda Muba mempunyai program:
1. Uang makan guru 15000/hari
2. Transport guru yang bertugas ke daerah terpencil Rp. 250.ooo/bulan
3. Honorarium guru SDN/MI negeri 450.000/bulan
4. Honorarium guru SMP/MTs, SMA/MA,SMK NEGERI Rp. 300.000/bulan
5. Insentif guru SMA UNGGUL Rp. 500.000/bulan
6. Bantuan Transportasi bagi kepala sekolah, guru berprestasi dan pimpinan pondok pesantren
7. Tunjangan guru ngaji Rp. 150.000/bulan
untuk sekolah, juga ada bantuan rutin perbulan yang pengelolaannya diatur SK Bupati.
1. SD : Rp. 200.000
2. SMP : Rp. 6.450.000
3. SMA : Rp. 13.000.000
4. SMK : Rp. 19.950.000
Lalu siswa dapat apa?? semua siswa tanpa pandang bulu gratis. maksudnya bukan siswa tidak bayar SPP, tapi biaya SPPnya dibayarin APBD selain dana bos dari pusat, jadi tidak perlu minder, anak tukang beca dan anak tukang insinyur sama saja. lihat:
1. Siswa/i TK/RA : Rp. 10.000/bulan
2. Siswa/i SD/MI/SDLB : Rp. 17.500/bulan
3. Siswa/i SMA/MA : Rp. 77.500/bulan
4. Siswa/i SMK : Rp. 82.500/bulan
Woow mantap bukan? masalah besar dan kecilnya APBD bukan hambatan. tahun 2002 APBD Muba hanya 655,3 milyar tapi untuk sektor pendidikan, mereka sudah memasang 20%. ibarat pepatah berakit-rakit ke hulu, beranang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. sekarang keberkahan itu muncul, APBD Muba sudah 1,610 triliun dengan jumlah penduduk 500 juta jiwa saja.
Kita tidak perlu membela diri, coba saja. azamkan, dan berbuatlah. Insya Allah, Allah dan RosulNYA serta kaum muslimin akan menyaksikan.

Kamis, 12 Juni 2008

Para pencuri panen

Hari kamis ini, tadi pagi, setelah menghadiri acara peletakan batu pertama musholla di Desa Gempolsari Sepatan Timur, saya menyempatkan diri berkumpul sama warga, mendengar persoalaan-persoalan mereka. dari masalah kekhawatiran warga akan terjadinya kericuhan jika BLT dibagikan sampai berita angin tentang pembangunan Tangerang wilayah utara. dan yang menarik dari sekian pembicaraan adalah bahwa akhir-akhir ini banyak rumah warga miskin yang kemalingan. maling apa sih di rumah orang miskin?? rupanya yang mereka curi adalah TABUNG GAS!! masya Allah tega bener tuh maling, bilik dapur orang pada sobek, karena dibolongin sama maling yang mau ngambil tabung gas. "lumayan pak, kalo dijual laku 110 ribu", ujar salah seorang warga. rupanya para pencuri pun ikut menaikan penghasilannya untuk mengurangi dampak kenaikan BBM.
emang zaman sekarang, banyak orang sudah mah jatuh, eh..ketimpa tangga pula. BLTnya belum dapat, tabung gasnya udah hilang.

Polling di situs kab. Tangerang aneh

Baru pertama kali saya lihat polling yang aneh. lebih aneh lagi polling tersebut dilakukan oleh pemerintah daerah. isi polling tersebut adalah "bagaimana pendapat anda mengenai sosialisasi kependudukan di kabupaten Tangerang". pilihan jawabannya "baik sekali", "baik", "cukup baik" dan "tidak tahu". saya kira lembaga pemerintah yang membuat polling seperti ini kurang siap untuk mendapat masukan "kurang baik" dan "buruk". semua pilihannya adalah "baik", kalau mau memilih tidak baik, tidak ada tempat, yang ada cuma pilihan "tidak tahu". payaah dah.
coba sendiri deh di : www.tangerangkab.go.id, mudah-mudahan belum dihapus.

Rabu, 11 Juni 2008

Ku pikir kita semua pasti lelah

Dalam sebuah wejangan Nabi Muhammad menyatakan bahwa setiap orang yang meninggal, ia meninggal setelah menghabiskan semua jatah rizki yang ditentukan untuk dirinya. dengan kata lain semua kita kembali kepada Tuhan dengan anggaran yang seimbang, tidak defisit atau surplus.
seberapa jumlah detak jantung yang Alllah jatahkan untuk kita, sejumlah itulah yang kita habiskan. seberapa banyak jumlah makanan yang Allah tentukan akan masuk ke perut kita, sebesar itulah yang akan kita konsumsi.
dengan demikian kita semua sesungguhnya setiap hari tengah menghabiskan jatah-jatah tersebut agar berkurang dan terus berkurang sampai akhirnya habis, maka habislah usia kita.
oleh karenanya setiap kita sesungguhnya sedang mengejar kematiannya. setiap kita pasti lelah.
namun tentu ada bedanya antara kelelahan di jalan kebaikan dengan kelelahan di jalan keburukan. dua-duanya sama-sama berkeringat. sama-sama kelelahan. hanya yang satu berpahala dan yang lain berdosa. itu saja.

Kamis, 05 Juni 2008

Ku pikir Thalut memang benar

Dikisahkan zaman dulu ada seorang raja, namanya Thalut. dalam satu kesempatan terpaksa harus menghadapi kesombongan raja Jalut dengan kekuatan.
pada saat pasukannya sudah lelah berjalan menuju lokasi pertempuran, ia menyerukan kepada pasukannya: "wahai tentaraku, di depan kita ada sebuah sungai, aku ingatkan jangan kalian minum airnya kecuali seciduk telapak tangan. barangsiapa yang meminumnya lebih dari itu, maka ia bukan pasukanku, dan barangsiapa yang tidak minum atau minum tapi seciduk telapak tangannya, maka dialah pasukanku".
tapi ternyata setelah pasukannya sampai ke sungai tersebut, mayoritas tentaranya tidak tahan melihat air, berhamburanlah mereka ke sungai dan minum sepuasnya, sampai ada yang menyelam segala. hanya sedikit yang mentaati perintah raja.
setelah itu perjalananpun dilanjutkan hingga akhirnya pasukan Thalut tiba-tiba sudah berhadap-hadapan dengan pasukan Jalut. para tentara yang minum air sungai dengan puas-puasan tadi menjadi lemah mentalnya, mereka takut mati, shok melihat kekuatan pasukan lawan yang lebih banyak dan lebih lengkap peralatannya. akhirnya mereka mengatakan "wah kita gak mungkin bisa menang melawan mereka". akan tetapi orang-orang yang tidak minum kecuali sedikit, mereka mengatakan "jangan takut, betapa banyak kejadian, jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang banyak dengan izin Allah".
akhirnya perangpun terjadi, dan ucapan mereka menjadi kenyataan. mereka memenangkan pertarungan walau dengan kondisi kekurangan.
Ku pikir sering sekali kita menyaksikan fenomena seperti ini. fenomena para aktifis yang tidak tahan dengan ujian kesenangan. mereka begitu terlihat perubahannya setelah berhasil meraih jabatannya, padahal jabatannya itu ibarat sungai. mereka puaskan dahaga yang selama masa-masa perjuangan tidak menemukan air. bukan hanya minum seceguk dua ceguk tapi mereka menyelam!! hingga lupa bahwa perjalannya belum selesai, ia akan menghadapi tentara musuh yang amat siap dengan segala kekuatannya.
para aktifis tertipu ini menyangka bahwa sungai itu tujuan akhir perjalanannya, mereka menyangka ini adalah tamasya ke sungai!!! padahal ia sedang menuju kepada kematian mentalnya.
maka kupikir perintah Thalut itu benar sekali,... yang melanggar perintah divonis bukan pasukannya..!